Wonderfood Museum Penang : Paket Lengkap Rekreasi Dan Edukasi Bertema Kuliner



Dalam setiap perjalanan wisata, kami akan selalu menyelipkan jadwal icip-icip kuliner. Pengalaman mencicip makanan khas setempat adalah hal yang tak boleh terlewatkan. Iya, sesuka itu kami sama makanan. Haha. Mengetahui asal usul dan sejarah makanan setempat juga merupakan hal yang menarik buat kami. Maka saat tahu kalau di Penang ada yang namanya Wonderfood Museum, kami pun langsung memasukkannya ke dalam itinerary perjalanan kami di Penang.

Wonderfood Museum terletak di Lebuh Pantai, sekitar 750m jaraknya dari Armenian Street Heritage Hotel tempat kami menginap. Bangunannya berupa ruko dua lantai yang dari luar tak tampak seperti bangunan museum seperti yang selama ini pernah saya lihat. Penampakannya dari luar ya seperti bangunan ruko biasa saja. Sama halnya dengan bangunan ruko lain di Penang yang umumnya merupakan bangunan tua, Wonderfood Museum ini menempati bangunan kolonial tahun 1940an. Lokasinya tak jauh dari Queen Victoria Memorial Clock Tower yang terkenal itu.

Display di museum ini sangat menarik. Di depan pintu masuk saja kita sudah disambut dengan semangkok besar es cendol yang esnya tidak akan pernah mencair. Tentu saja, karena es cendolnya adalah replika berbahan plastik. Hahaha.

Es cendol abadi yang nggak akan pernah mencair :D

Untuk masuk ke museum ini kita perlu membeli tiket seharga RM 25 untuk dewasa dan RM 15 untuk anak-anak. Konter tiket terletak di ruangan depan. Melangkah masuk ke dalam ruangan museum, hati mendadak riang melihat seantero ruangan berisi makanan. Well, meskipun cuma replika dan ukurannya tidak realistis karena semuanya serba besar, tapi ya tetap saja itu semua penampakan makanan kan. Dan kami senang lihat makanan sebanyak itu! :D

Loket pembelian tiket masuk

Selain display yang menarik, yang saya suka di Wonderfood Museum ini karena di setiap display diberi keterangan lengkap dalam tiga bahasa : bahasa Inggris, Melayu, dan Mandarin. Lantai 1 berisi display aneka makanan khas Malaysia berikut penjelasannya, sementara di lantai 2 isinya lebih beragam temanya.





Display makanan khas Malaysia dibuat dalam ukuran raksasa ini bagus sekali kualitas buatannya, nampak menarik dan mirip seperti aslinya. Wisata kuliner di Penang memang terkenal di kalangan turis dan traveler, dan di museum ini ditunjukkan tempat-tempat makan terkenal di sana beserta keterangan lokasinya. Di lantai 2 ada display tentang kue-kue tradisional Malaysia yang ternyata banyak yang mirip bahkan sama dengan yang ada di Indonesia namun berbeda nama. Seperti contohnya kue yang di sana disebut Onde-Onde, kita di Indonesia menyebutnya Klepon.

Di sana disebut Onde-Onde, di Indonesia disebut Klepon.

Hal lain yang juga menarik buat saya, di lantai 2 ada display yang memperlihatkan sisi lain dari makanan dan membuat hati tersentak. Seperti display tentang sup sirip ikan hiu. Diceritakan bagaimana lezatnya makanan ini di atas meja, namun apakah kita pernah berpikir nasib ikan hiu yang dibantai hanya untuk diambil siripnya? Huhuhu.....sedih ya.


Lalu ada display yang memperlihatkan seorang anak berjongkok di depan makanan di atas lantai. Tulisan di dinding mengajak kita untuk tidak membuang-buang makanan karena di saat yang sama ada banyak orang lain yang justru kelaparan. Saya yakin 99% emak-emak yang bawa anak ke sini (termasuk saya....hihihi...) di spot ini pasti akan "berceramah" di depan anaknya tentang pentingnya menghabiskan setiap makanan yang ada di piring kita.

Jangan membuang-buang makanan, karena banyak orang lain di dunia ini yang kelaparan.

Di display yang lain, diperlihatkan makanan dalam warna-warna monokrom, hitam-putih-abu, dengan keterangan tulisan yang mengajak kita berpikir seandainya dunia ini tidak berwarna-warni, maka tidak akan ada diskriminasi di muka bumi. Melihat display ini, saya punya pemikiran lain, sesuatu tentang buta warna. Tampilan makanan yang berwarna-warni menggugah selera makan kita, tapi seperti apa makanan tersebut terlihat oleh mereka yang buta warna? Hanya hitam, putih, dan abu-abu, apakah makanan tersebut tetap terlihat menarik? Display ini membuat saya tertegun entah berapa lama. Sungguh tak pernah terpikirkan sebelumnya tentang hal ini.

Jika makanan tidak berwarna, apakah tetap akan menggugah selera makan?

Wonderfood Museum ini dibuka pertama kali pada tahun 2015. Pemiliknya, Sean Lau, adalah seorang desainer grafis sekaligus pemilik perusahaan pembuat replika makananan yang menyuplai produknya untuk display di berbagai restoran dan hotel di Kuala Lumpur. Sean mempelajari teknik dan material pembuat replika makanan ini dari Cina dan Jepang. Hasil karyanya di Wonderfood Museum ini sangat bagus dan nampak enak digigit!


Display makanan berukuran raksasa di Wonderfood Museum ini tentu jadi spot menarik untuk berfoto. Dan mayoritas pengunjung museum ini datang dengan tujuan itu. Pengunjung diperkenankan memotret dengan kamera maupun ponsel, tanpa dikenakan charge tambahan. Beberapa petugas yang berkeliling di dalam museum dengan senang hati memotret para pengunjung yang ingin berfoto bersama keluarga atau kawan-kawannya. Beberapa dari petugas ini berkeliling sambil membawa kamera. Mereka juga menawarkan untuk memotret pengunjung dengan kamera yang mereka bawa. Saya tidak menanyakan detil tentang hal ini pada mereka, karena sebenarnya sudah malas dengan tempat wisata yang modelnya 'jualan foto' begitu.

Sebenarnya saya agak terganggu dengan cara mereka menawarkan diri untuk memotret. Menurut saya agak agresif, karena setiap kami pindah spot selalu ditawari untuk berfoto. Duh, padahal saya masih ingin membaca keterangan di setiap display dengan tenang dan detil, karena banyak informasi bagus dan menarik yang tertera di situ. Kegiatan membaca dan mengamati display jadi agak terganggu dengan suara-suara mereka menawarkan memotret, di belakang punggung saya. Huft!

Spot berisi display mengenai makanan tradisional Malaysia. Lampunya menyala jika kita tekan tombol di bagian bawah gambar. Keterangan tentang makanan ini tertera di bawah masing-masing replika makanan. 

Terlepas dari "gangguan" para fotografer ini, kunjungan ke Wonderfood Museum ini buat saya sangat worth it. Tapi memang akan lebih menyenangkan kalau bisa membaca setiap keterangannya dengan tenang, atau malah lebih bagus lagi kalau ada pemandunya yang bisa menerangkan setiap display dengan lebih jelas dan mendetil, juga bisa ditanya-tanya. Tapi sepertinya memang museum makanan ini dibuat terutama untuk para pemburu 'spot instagrammable' sih ya, jadi pengunjung yang model saya ini melipir dulu deh. Haha.

Aneka bahan makanan yang diletakkan di atas meja nampak berantakan (foto kiri), namun saat didekati dan benda-benda di atas meja dilihat dari sudut pandang yang berbeda ternyata membentuk sebuah gambar wajah (foto tengah). Wajah itu ternyata adalah wajah Monalisa (foto kanan).

Di antara kami bertiga, Si Bocah lah yang paling menikmati kunjungan ke Wonderfood Museum ini. Terbukti dari banyaknya foto dia di dalam museum yang berhasil saya abadikan. Padahal biasanya dia jarang mau difoto. Saya jadi harus memotret dia diam-diam alias candid. Tapi di Wonderfood Museum ini dia dengan senang hati berpose dan bergaya lucu-lucuan bersama aneka replika makanan di berbagai spot :D










- arry -




Wonderfood Museum
49, Lebuh Pantai, George Town, Penang
Telp : 04-2519095 / 012-2251968
Jam buka : 10.00 - 18.00






You Might Also Like

0 komentar

Komentar Anda dimoderasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya :)

Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan membalasnya. Sering-sering berkunjung ya, untuk mengecek dan membaca artikel lainnya di blog ini. Terima kasih. Maturnuwun. Thank you. Danke.