Melaju Di Atas ETS Train Dari Kuala Lumpur Ke Penang


Dari jendela kamar hotel, saya memandang jalanan yang basah oleh air hujan. Sejak semalam hujan mengguyur Kuala Lumpur. Pagi itu pun hujan masih turun meski hanya rintik-rintik. Saya bergegas merapikan koper yang sudah kami packing sejak tadi malam. Pagi itu, setelah check out hotel, kami berencana langsung ke KL Sentral, menunggu ETS Train yang akan membawa kami ke Penang. Karena ini pertama kalinya kami menggunakan ETS Train, kami pikir akan lebih aman kalau  menunggu di KL Sentral saja daripada menunggu di hotel. Kan kami tidak tahu bagaimana prosedur sebelum keberangkatan naik kereta jarak jauh di Malaysia. Apakah akan ada pengecekan dokumen dan lain sebagainya. Takutnya akan memakan waktu lama. Jadi daripada ketinggalan kereta, mending menunggu di stasiun saja, begitu pikir kami.

Tiba di KL Sentral kami langsung menuju ruang tunggu khusus untuk calon penumpang ETS Train. Saya menyiapkan kertas print-an tiket yang saya pesan dari easybook.com. Pemesanan tiket ETS Train ini bisa dilakukan mulai H-45, dan disarankan untuk melakukan pemesanan jauh-jauh hari mengingat tingginya minat orang melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi ini. Selain menggunakan kereta, perjalanan dari Kuala Lumpur ke Penang bisa dilakukan dengan bus. Namun dari segi waktu, menggunakan kereta jelas lebih cepat. Dengan ETS Train Platinum perjalanan bisa ditempuh dalam waktu 4 jam 15 menit, sedangkan jika menggunakan bus maka akan memakan waktu 6-8 jam tergantung kepadatan lalu lintas. Salah satu hal yang saya suka dari perjalanan dengan kereta api adalah terbebas dari macet lalu lintas di jalan, jadi durasi perjalanan pun bisa lebih singkat.

Ruang tunggu penumpang ETS Train di KL Sentral

ETS Train sendiri memiliki tiga jenis kelas, yaitu Platinum, Gold, dan Silver, yang masing-masing memiliki jam keberangkatan yang berbeda-beda. Ketiga kelas tersebut memiliki harga tiket yang berbeda dan waktu tempuhnya berbeda pula. Kelas Platinum tiketnya paling mahal dan waktu tempuhnya paling singkat. Sebaliknya, kelas Silver paling murah dan paling lama waktu tempuhnya. Kelas Gold, di tengah-tengah. Jenis kelas kereta yang paling singkat waktu tempuhnya berhenti di stasiun yang jumlahnya lebih sedikit dibanding dua jenis lainnya. Karena lebih jarang berhenti, jadinya lebih cepat sampai.

Karena ingin naik kereta siang dan sampai di Penang juga masih terang, maka saya memilih ETS Train Platinum yang berangkat dari KL Sentral pukul 11.25. Sekitar 15 menit sebelum jam keberangkatan, lewat pengeras suara petugas mempersilakan calon penumpang menuju peron dan naik ke kereta yang sudah tersedia. Ternyata tidak ada pemeriksaan dokumen identitas diri. Petugas di pintu ruang tunggu hanya meminta kami memperlihatkan tiket kemudian mempersilakan kami menuju kereta.

Bagian dalam gerbong ETS Train Platinum

Harga Tiket dan Fasilitas ETS Train Platinum

Bersih, nyaman, dan lapang, itulah kesan pertama yang saya rasakan ketika memasuki gerbong ETS Train ini. Fasilitas di dalam gerbong cukup lengkap sehingga memudahkan kami di perjalanan. Di dalam gerbong tersedia dua televisi layar LED yang menayangkan film untuk hiburan. Stop kontak tersedia di tiap kursi penumpang. Tapi kami tidak menemukan lokasinya dan salahnya juga sebelum naik kereta tidak mencari informasi tentang ini. Kami pikir stop kontaknya seperti yang ada di kereta di Indonesia (di bawah jendela). Ternyata di ETS Train ini lokasi stop kontaknya ada di bagian bawah kursi penumpang. Tapi info ini baru saya baca di website KTMB setelah kami pulang dari Penang. Hehe.

Stop kontak di bagian bawah kursi penumpang
(Sumber : website KTMB, www.ktmb.com.my)

Di tiap gerbong tersedia luggage compartment, namun jika kita membawa koper besar maka tidak bisa ditaruh di atas kursi penumpang. Tersedia luggage rack di dekat pintu untuk penumpang yang membawa tas besar atau koper.

Luggage rack di dekat pintu gerbong

Di tiap gerbong tersedia toilet dan ada toilet khusus difabel di salah satu gerbong. Yang paling menarik perhatian saya adalah fasilitas mushola di dalam gerbong, lengkap dengan tempat wudhunya.

Toilet untuk difabel, ruangannya lebih luas daripada toilet standar.

Ruangan mushola

Tempat wudhu, persis di sebelah mushola.

Lapar di perjalanan? Tenang, mampir saja ke coach C yang merupakan gerbong kereta makan. Di sini tersedia aneka makanan dan minuman. Harga makanan mulai dari RM 7 dan minuman RM 2.5. Selain itu juga ada menu-menu paket.

Gerbong kereta makan

Area makan di gerbong kereta makan

Aneka menu makanan yang bisa dipilih. Sebelum dihidangkan, makanan dipanaskan dulu di microwave.

Dari segi keamanan, di sepanjang perjalanan saya tidak melihat ada petugas semacam polsuska (polisi khusus KA) seperti di Indonesia. Namun gerbong-gerbong di kereta ini dilengkapi CCTV online 24 jam. Untuk harga tiketnya, ETS Train Platinum ini adalah RM 79 untuk dewasa dan RM 44 untuk anak-anak. Saya memesannya via easybook.com jauh-jauh hari sebelum keberangkatan kami ke Malaysia.

Petugas tiket (berbaju kuning) memeriksa tiket penumpang

Kereta yang memiliki kapasitas 350 penumpang ini memiliki pengaturan kursi seperti kereta ekonomi premium di Indonesia. Separuh gerbong posisi kursinya berhadapan dengan deretan kursi di depannya. Jadi kalau kamu termasuk yang bermasalah kalau berada di kendaraan yang (serasa) berjalan mundur, seperti saya, maka sebaiknya kamu browsing info dulu ya di Google sebelum naik kereta ini, nomor kursi berapakah yang posisinya searah dengan arah jalannya kereta. Saya sendiri tidak tahu mengenai pengaturan kursi seperti ini sampai naik ke atas gerbong ETS Train. Untungnya, kursi di baris 10 yang saya pesan, menghadap ke depan sesuai arah gerak majunya kereta.

ETS Train berjalan mulus di atas rel. Di sepanjang perjalanan hampir tidak ada goncangan yang berarti. Saya termasuk yang gemar bepergian dengan kereta api dan sudah mencoba naik berbagai kereta di Indonesia, namun belum pernah merasakan yang sehalus ini di sepanjang perjalanan dari berangkat hingga tiba di tujuan.

Makanan dan minuman yang saya pesan di atas kereta

Di beberapa artikel yang saya baca, kereta ini bisa melaju hingga kecepatan maksimal 160 km/jam. Di layar monitor di dalam gerbong, saya perhatikan kecepatan maksimum dalam perjalanan kami ini adalah 142 km/jam. Konon saat ini masih menjadi kereta tercepat di Asia Tenggara. Dengan laju kecepatan seperti ini, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam 15 menit, kereta yang kami naiki ini pun sampai di Stasiun Butterworth. Dari Butterworth kemudian kami melanjutkan perjalanan menggunakan kapal feri menuju George Town yang berada di Pulau Pinang. Dan kami pun siap menjelajah George Town berbekal itinerary yang sudah kami susun dari rumah.


- arry -

Email : arrywastuti@gmail.com
IG : @arrywastuti




ETS Train
Website : www.ktmb.com.my/ets.html
Pemesanan tiket : www.easybook.com


You Might Also Like

2 komentar

Komentar Anda dimoderasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya :)

Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan membalasnya. Sering-sering berkunjung ya, untuk mengecek dan membaca artikel lainnya di blog ini. Terima kasih. Maturnuwun. Thank you. Danke.