Transportasi Unggul, Indonesia Maju : Asyiknya Bepergian Dengan Kereta Api


Kalau ditanya apa moda transportasi favorit saya, maka tanpa berpikir panjang saya akan menjawab : kereta api! Tak cuma saya, tapi keluarga saya pun pasti akan menjawab demikian. Perkenalan intens kami dengan kereta api dimulai sejak medio 90an, kala bapak saya ditugaskan dinas di Jakarta sementara kami anak-anaknya memilih bersekolah di Bandung. Maka ibulah yang bertugas mondar-mandir Jakarta-Bandung dan kerap menggunakan kereta api. Hampir setiap minggu di hari Selasa atau Rabu ibu berada di salah satu gerbong KA Parahyangan menuju Jakarta, dan kemudian di hari Sabtu ibu kembali ke Bandung bersama bapak naik mobil.

Saat libur sekolah, maka saya yang menghabiskan masa liburan di Jakarta, supaya bapak tidak perlu capek menyetir mobil pulang ke Bandung. Kereta api tentu menjadi pilihan saya untuk melakukan perjalanan PP Bandung-Jakarta. Kala itu tidak banyak pilihan moda transportasi Bandung-Jakarta, paling hanya ada bus dan kereta api. Saat belum ada tol Cipularang, perjalanan Bandung-Jakarta dengan kendaaan roda empat bisa menghabiskan waktu 4-5 jam, sementara kalau naik kereta hanya butuh waktu 2.5-3 jam saja. Selain karena faktor waktu, bapak dan ibu menyuruh naik kereta karena dirasa lebih aman untuk saya yang seringkali harus bepergian seorang diri. Selain itu juga kereta memiliki jam kedatangan yang lebih pasti di tempat tujuan sehingga memudahkan untuk penjemputan.


Banyak cerita menyenangkan sekaligus memprihatinkan yang saya alami bersama gerbong KA Parahyangan. Waktu itu karena anggaran terbatas, ibu memberi saya uang untuk membeli tiket kelas bisnis yang tentu saja tidak ber-AC. Di dalam gerbong ditempatkan beberapa kipas angin, dan jendela bisa dibuka bagian atasnya. Kalau sedang kosong, masih terasa nyaman duduk di gerbong kelas bisnis ini. Namun ada kalanya saat akhir pekan ketika para pekerja PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) menyerbu gerbong kelas bisnis, di dalam gerbong akan penuh sesak karena selain tiket dengan nomor tempat duduk, ada juga dijual tiket berdiri. Lorong tengah di antara kursi penumpang akan penuh orang, begitu juga di bordes. Saat akan ke toilet, seringkali kaki pun sulit melangkah karena di lantai lorong tengah ada banyak orang duduk beralas koran. Kondisi toilet jangan ditanya. Dengan jumlah orang begitu banyak dan hampir tidak ada petugas kebersihan di sepanjang perjalanan maka bau pesing sudah pasti menjadi keniscayaan.

Lalu tibalah masanya ketika ibu sering memberi uang lebih untuk membeli tiket kelas eksekutif yang tentu saja saya sambut dengan sukacita. Bagaimana tidak, di gerbong kelas ini saya tak perlu kesulitan mencari jalan saat hendak ke toilet. Semua penumpang di kelas ini duduk sesuai nomor kursi yang tertera di tiket. Di dalam gerbong yang adem, acara melamun pun bisa terlaksana lebih syahdu. Maklum remaja, melamun mulai tentang cowok gebetan hingga patah hati pun lengkap mewarnai perjalanan di atas gerbong KA Parahyangan.

Dari sekian banyak hal yang saya alami bersama KA Parahyangan, ada satu yang paling membekas dalam ingatan saya, yaitu menu nasi goreng. Nasi goreng yang disajikan di piring beling yang berat. Nasi goreng yang menurut cerita seorang kawan, adalah sisa dari penumpang di perjalanan sebelumnya yang dikumpulkan lalu dipanaskan kembali. Saya tertawa terbahak waktu mendengar ceritanya. Namun saya tidak ambil pusing dan setiap kali naik KA Parahyangan tetap saja yang dipesan adalah nasi goreng. Nyatanya, puluhan porsi nasi goreng yang saya makan di atas kereta tidak pernah membuat perut saya sakit. Jadi, buat saya itu aman.

Di masa sekarang, saat orang naik kereta, mungkin tidak akan percaya dengan apa yang saya ceritakan di atas. Sejak era Ignasius Jonan menjabat sebagai dirut PT.KAI di tahun 2009, perusahan kereta negara ini berhasil merombak diri habis-habisan menjadi perusahaan penyedia jasa transportasi dengan layanan yang begitu prima.

KA Solo Ekspress yang membawa kami dari Solo ke Jogja

Saya sekarang sudah tidak tinggal di Bandung dan sudah tidak pernah naik KA Parahyangan lagi. Kereta ini bahkan sekarang sudah tidak ada. Sejak April 2010 ia sudah bertransformasi menjadi KA Argo Parahyangan (gabungan dari KA Parahyangan dan KA Argo Gede) dengan jenis kelas eksekutif semua. Saat ini saya dan keluarga kecil saya tinggal di kota gudeg, dan kalau mudik ke Bandung pilihan moda transportasi kami yang utama tetap kereta api. Apalagi ketika Si Bocah masih balita, bepergian jarak jauh dengan kereta api adalah pilihan yang paling nyaman karena selama perjalanan dia bisa berjalan-jalan di dalam gerbong. Tahu sendiri kan kalau balita itu hampir tidak ada yang bisa duduk anteng di kursi untuk waktu yang lama.

Dari Jogja ke Bandung, dan sebaliknya, kereta yang sering saya pilih adalah KA Lodaya Pagi. Saya pun turut menjadi saksi transformasi positif layanannya terutama di lima tahun terakhir ini dari sisi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.

Keselamatan

Dalam rangka meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, sejak 2016 PT.KAI secara bertahap melakukan penggantian gerbong kereta yang usianya sudah lebih dari 30 tahun. Kalau dulu KA Lodaya Pagi kelas bisnis tidak menggunakan pendingin ruangan, sekarang dengan gerbong yang baru seluruh rangkaian keretanya sudah ber-AC. Hingga 2019 ini direncanakan peremajaan gerbong kereta akan dilakukan sebanyak 900 buah. Gerbong kereta baru buatan PT. INKA ini berbahan stainless steel yang lebih tahan karat.


Keamanan

Di sisi keamanan, banyak hal yang diperbaiki dan ditingkatkan oleh PT. KAI dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini. Mulai dari sebelum keberangkatan, di stasiun sekarang sudah tidak bisa sembarangan orang masuk. Hanya calon penumpang yang memiliki tiket dan menunjukkan identitas diri yang bisa masuk ke area dalam stasiun. Hal ini tentu menyulitkan copet yang hendak beraksi mencari mangsa di dalam stasiun dan gerbong kereta.


Selama perjalanan di atas gerbong KA Lodaya Pagi sekarang selalu dalam pengawalan Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) sehingga meningkatkan rasa aman di sisi penumpang. Meski belum diterapkan di semua gerbong, PT. KAI secara bertahap memasang kamera CCTV di gerbong-gerbong kereta.


Kenyamanan

Peningkatan layanan untuk kenyamanan penumpang bahkan sudah dimulai sejak calon penumpang memesan tiket. Jika dulu kita harus mengantri lama di loket untuk memesan tiket, sekarang pemesanan tiket bisa dilakukan secara daring melalui website KAI, aplikasi KAI Access, maupun berbagai OTA (Online Travel Agent).

Gerbong KA Sancaka Pagi yang membawa kami dari Surabaya ke Jogja

Gerbong baru yang dipakai PT. KAI sekarang sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan. Kelas ekonomi pun sekarang gerbongnya menggunakan pendingin. Kelas bisnis di KA Lodaya Pagi yang tahun lalu masih menggunakan gerbong lama dan dilengkapi AC split untuk pendinginnya, sekarang sudah menggunakan gerbong baru dengan AC sentral di dalam gerbong. Penggunaan AC di semua gerbong seperti ini membuat penumpang seperti saya merasa senang. Mengapa? Karena dapat dipastikan di sepanjang perjalanan akan bebas dari asap rokok. Dulu, di gerbong kelas eksekutif sekalipun, penumpang masih diperbolehkan merokok di bordes. Ketika pintu gerbong terbuka, ada saja asap rokok yang menyelinap masuk. Buat orang-orang seperti saya yang tidak tahan asap rokok, hal seperti ini cukup mengganggu dan membuat tidak nyaman. Senangnya sekarang rokok sudah dilarang sama sekali di sepanjang perjalanan di atas kereta. Bahkan penumpang yang ketahuan merokok akan segera diturunkan di stasiun terdekat. Wah, benar-benar memberi efek jera ya.

Gerbong lama KA Lodaya Pagi yang masih menggunakan AC split.


Satu hal lagi yang meningkat signifikan berkaitan dengan kenyamanan perjalanan di atas kereta adalah soal kebersihan. Sekarang di sepanjang perjalanan ada petugas kebersihan yang berkeliling mengumpulkan sampah penumpang dan membersihkan toilet. Sekarang tidak ada lagi cerita toilet bau pesing seperti dulu.

Seorang petugas kebersihan di KA Wijayakusuma Jogja - Cilacap

Dengan segala perbaikan dan peningkatan layanan yang dilakukan PT. KAI ini, saya makin senang bepergian dengan kereta api. Terima kasih PT. KAI, karena sudah menyediakan layanan yang sangat bagus. Ke depannya, kereta api akan tetap menjadi moda transportasi favorit saya.


- arry -



*Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Kemenhub 2019 bertema "Transportasi Unggul, Indonesia Maju."


Website Kemenhub : http://dephub.go.id

Media Sosial Kemenhub :
Instagram : https://www.instagram.com/kemenhub151/
Facebook : https://www.facebook.com/kemenhub151
Twitter : https://twitter.com/kemenhub151

You Might Also Like

0 komentar

Komentar Anda dimoderasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya :)

Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan membalasnya. Sering-sering berkunjung ya, untuk mengecek dan membaca artikel lainnya di blog ini. Terima kasih. Maturnuwun. Thank you. Danke.