Saung Angklung Udjo : Nature, Culture, in Harmony (Bagian 1)


Udjo Ngalagena (1929-2001), pelopor dan pendiri Saung Angklung Udjo
Sudah lama saya ingin mengunjungi tempat ini. Saya suka menonton pertunjukan kesenian tradisional, apalagi ini angklung, instrumen yang saya mainkan sewaktu di bangku SMA dulu. Maka saat kami liburan ke Bandung, saya sempatkan untuk mengunjungi Saung Angklung Udjo (SAU). Kali ini saya pergi bersama Si Bocah dan keponakan perempuan saya.


Memasuki area SAU terlihat area parkir yang luas. Tempat ini sering dikunjungi rombongan menggunakan bus-bus besar, maka lahan parkirnya pun harus cukup menampung banyak bus. Di sekeliling terlihat banyak sekali rumpun bambu, membuat suasana terasa sejuk dan segar. Konon, bambu mampu menghasilkan oksigen 4x lebih banyak dibanding tumbuhan lain. Tak heran kalau udara di sini terasa segar, karena kaya akan oksigen.

Area parkirnya luas dan dikelilingi rumpun-rumpun bambu
Saat kami datang jam menunjukkan pukul 14.10. Ternyata pertunjukan reguler hanya diselenggarakan 1 kali setiap hari pada pukul 15.30-17.30. Loket pembelian tiket dibuka 1 jam sebelum pertunjukan mulai. Sambil menunggu loket buka, kami melihat-lihat ke sekeliling area SAU. Saya berharap di sini ada workshop pembuatan angklung supaya bisa melihat langsung proses pembuatan angklung. Namun menurut petugas SAU yang saya tanya, di sana tidak ada workshop seperti yang saya maksudkan. Akhirnya kami mengunjungi toko suvenir yang ada di situ. Aneka produk bertema angklung seperti gantungan kunci, bros, magnet kulkas, t-shirt, dll, tersedia di toko tersebut.

Toko Suvenir di Saung Angklung Udjo

Tepat pukul 14.30 petugas SAU memberitahu kami bahwa loket pembelian tiket sudah dibuka. Kami pun membeli tiket seharga Rp.60.000 untuk dewasa dan Rp.40.000 untuk anak usia 4-11 tahun. Untuk anak usia di bawah 4 tahun bisa menonton pertunjukan secara gratis. Sementara untuk turis mancanegara dikenakan tarif lebih tinggi, yaitu Rp.100.000. Yang unik, tiket yang diberikan berupa angklung kecil yang diberi tali panjang untuk dikalungkan di leher. 
Unik, tiket masuknya berupa kalung angklung kecil

Kami pun diberi brosur berisi sinopsis pertunjukan. Brosur ini jangan sampai hilang karena nantinya bisa ditukar dengan welcome drink. Hari itu welcome drink yang tersedia adalah air mineral botol dan es lilin. Sayang cuma boleh pilih salahsatu, nggak boleh dua-duanya. Hihi. Kami bertiga memilih es lilin rasa coklat. Petugas membubuhkan paraf di brosur sinopsis sebagai tanda bahwa kami sudah mengambil welcome drink. Setelah memilih tempat duduk, kami pun menikmati es lilinnya.


Brosur sinopsisnya jangan sampai hilang ya ;)

Welcome drink berupa air mineral botol dan es lilin. Silakan pilih salahsatu.

Area pertunjukan di SAU bisa menampung hingga 100 orang. Tempat duduknya berupa bangku beton berundak, membentuk setengah lingkaran menghadap ke arah panggung. Saya suka dengan pengaturan panggung pertunjukan seperti ini karena penonton di bangku paling belakang sekalipun tidak perlu khawatir terhalang oleh penonton di depannya. Saat kami masuk ternyata bangku di jajaran bawah sudah dipesan oleh beberapa rombongan. Saya pun memilih deretan paling atas yang berhdapan langsung dengan panggung supaya bisa melihat pertunjukan dengan jelas.


Seperti apa pertunjukan angkung di SAU? Apakah kita hanya duduk menonton saja sepanjang 2 jam acara? Wah, bosen dong kalau cuma begitu doang. Hihi.....dijamin seru dan nggak ngebosenin deh. Penasaran kayak apa pertunjukannya? Baca cerita lengkapnya di bagian 2 ya. Yuk ah cussss.....!

- arry - 

Saung Angklung Udjo
Jl. Padasuka 118, Bandung, Jawa Barat
Telp : 022-7201587
Website : www.angklung-udjo.co.id
Email : info@angklung-udjo.co.id   

You Might Also Like

0 komentar

Komentar Anda dimoderasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya :)

Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan membalasnya. Sering-sering berkunjung ya, untuk mengecek dan membaca artikel lainnya di blog ini. Terima kasih. Maturnuwun. Thank you. Danke.